Show Menu 2

3/19/23

Cerita Bahasa Inggris Legenda Batu Ampar dan Terjemahannya

iTapuih.com - Cerita Bahasa Inggris Legenda Batu Ampar dan Terjemahannya. Batu Ampar adalah salah satu daerah yang ada di Kota Batam. Ternyata Batu Ampar menyimpan legenda atau cerita yang sangat menarik untuk kita simak, dalam sebuah literatur yang bertutur tentang cerita rakyat Kepulauan Riau tulisan Abdul Razak, nama Batu Ampar diambil dari kata batu yang terhampar. Untuk cerita lebih lengkapnya silahkan baca pada teks berikut ini.

Related

Cerita Bahasa Inggris Lainnya


Legenda Batu Ampar = Batu Yang Terhampar

Long time ago, there was a dingy and skinny man who lived in the geographical area of the Riau Islands. When he was single, people called him Si Badang. He was small in stature, his arms seemed to break easily and his legs looked like they were crippled.

In short, Badang grows up to be an honest, simple, adventurous and powerful man. From the Riau Islands, he also moved, to Bintan, Daik, Buluh Island to Tumasik (Singapore).

In Tumasik, the powerful Badang even represented the country of Tumasik, fighting against a strong man from India. The strong man from India faced the Princess, the ruler of Tumasik, to hand over all his wealth to the Princess if he lost in a power struggle. However, in return, the Princess must hand over Tumasik to her if she manages to win in a strong battle with the Badang, whom the Princess trusts.

Taking place on the East Coast of Tumasik, exactly in front of Sentosa Island, a power struggle began. The strong man from India also showed off his strength by lifting a large rock. Even though he weighed almost half a ton, he was able to lift it above his head. Seeing that, the Princess was upset and nervous, in her heart she kept thinking about the fate of her country if the Badang lost the match.

Until finally it was Badang's turn to show his strength. He headed for the boulder that his opponent could lift. Before lifting the stone, he faced Mount Ledang for a moment, then the Singapore Strait. After that, he lightly lifted the rock and tossed it around using his right palm. He then transferred it also to the palm of his left hand.

A moment passed, the Badang took a swing and suddenly threw the large reddish-black rock into the sea. The rock immediately dissolved into the air and finally disappeared from sight. Be the Badang as a winner. Tuan Putri was excited instead of playing.

"Where did the stone that was thrown fall?" asked the princess to the Badang. "Patik thinks the rock fell and scattered in an area about 10 nautical miles from here on land, my lord," answered the Badang.

Dissatisfied, the princess sent a messenger to find out where the rock had fallen. Together with Badang, the delegation arrived in the north of an island (now known as Batam). The pieces of stone are arranged nicely and beautifully to form a stretch of rock. The messenger said it was Batu Ampar. Since then, the area has long been known as Batu Ampar until now.

Lihat Terjemahan

Legenda Batu Ampar = Batu Yang Terhampar

Dahulu kala, ada seorang lelaki kumal dan ceking yang hidup di wilayah geografis Kepulauan Riau. Selagi bujang, orang-orang memanggilnya si Badang. Perawakannya kecil, lengannya seperti mudah patah dan kakinya seperti terkena penyakit lumpuh.

Singkat cerita, sedikit-demi sedikit si Badang tumbuh menjadi pria yang jujur, sederhana, suka berkelana dan perkasa. Dari Kepulauan Riau, ia pun berpindah-pindah, ke Bintan, Daik, Pulau Buluh hingga ke Tumasik (Singapura).

Di Tumasik, si Badang yang sakti bahkan sampai mewakili negeri Tumasik beradu kekuatan melawan orang kuat dari India. Orang kuat asal India itu menghadap Tuan Putri, penguasa Tumasik untuk menyerahkan semua hartanya kepada Tuan Putri apabila kalah dalam adu kekuatan. Tetapi, sebagai balasan, Tuan Putri harus menyerahkan Tumasik kepadanya jika dia berhasil menang dalam adu kuat dengan si Badang, yang jadi kepercayaan Tuan Putri.

Mengambil tempat di Pantai Timur Tumasik, persisnya di depan Pulau Sentosa, adu kekuatan pun dimulai. Orang kuat dari India itu pun memamerkan kekuatannya dengan mengangkat sebuah batu besar. Meski beratnya hampir setengah ton, ia mampu mengangkatnya hingga di atas kepalanya. Melihat itu, Tuan Putri gusar dan gugup, dalam hatinya ia terus berpikir yang tidak-tidak mengenai nasib negerinya jika si Badang kalah dalam pertandingan.

Hingga pada akhirnya giliran si Badang unjuk kekuatan. Ia menuju ke batu besar yang dapat diangkat oleh lawan tandingnya itu. Sebelum mengangkat batu itu, sejenak ia menghadap ke Gunung Ledang, lalu ke Selat Singapura. Lepas itu, dengan enteng ia mengangkat batu itu dan melambung-lambungkan menggunakan tapak tangan kanannya. Ia kemudian memindahkannya pula ke tapak tangan kirinya.

Sejurus berlalu, si Badang mengambil ancang-ancang dan sontak melembarkan batu besar berwarna hitam kemerah-merahan itu ke laut. Batu itu segera melesap ke udara dan akhirnya menghilang dari pandangan. Jadilah si Badang sebagai pemenang. Tuan Putri pun girang bukan main.

“Di manakah batu lemparan itu terjatuh?” tanya tuan Putri kepada si Badang. “Patik pikir batu itu jatuh pecah berserakan di kawasan yang berjarak sekitar 10 mil laut dari sini pada sebuah daratan, tuanku,” jawab si Badang.

Merasa tidak puas, Tuan Putri mengirim utusan untuk mencari tahu tempat batu itu jatuh. Bersama si Badang, utusan itu tiba di bagian Utara sebuah pulau (kini dikenal dengan nama Batam). Kepingan-kepingan batu itu tersusun bagus dan indah sehingga membentuk hamparan batu. Dikatakanlah oleh utusan itu sebagai Batu Ampar. Sejak itu, kawasan itu lama-lama menjadi dikenal dengan sebutan Batu Ampar hingga kini.

ADD YOUR COMMENT:

Disqus Comments
 
English Updates
Copyright © 2020 Paja Tapuih